Ambisi RI Gantikan 50% Kendaraan BBM Jadi Listrik

Ambisi RI Gantikan 50% Kendaraan BBM Jadi Listrik

Ambisi RI Gantikan 50% Kendaraan BBM Jadi Listrik Pemerintahan terus berusaha cari langkah untuk keluar keterikatan import minyak dan produknya atau Bahan Bakar Minyak (BBM).

Selainnya gantikan BBM berbahan bakar baru berbasiskan energi baru terbarukan (EBT) seperti biodiesel dan bioetanol. Pemerintahan merencanakan untuk gantikan kendaraan berbasiskan BBM jadi kendaraan listrik.

Tidak main-main, pemerintahan menarget 50% kendaraan yang mengaspal di negeri ini adalah kendaraan listrik.

Hal itu di ungkap Menteri Badan Usaha Punya Negara (BUMN) Erick Thohir pada acara penyeluncuran TikTok Pos Saja! Creator House di Kantor Pos Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

“Karena di depan Indonesia policy-nya tidak ingin banyak import crude oil. Tapi karena ada 50 % pasarnya EV dan 50 % combustion engine-nya, tapi di sana lebih friendly pemakaian BBM-nya,” kata Erick pada acara penyeluncuran TikTok Pos Saja! Creator House di Kantor Pos Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Awalnya, Staff Khusus Menteri ESDM Sektor Pemercepatan Peningkatan Industri Bidang ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah, menerangkan, karena ada program peralihan energi di bidang transportasi, sejumlah pabrikasi otomotif dunia mulai mengubah produksinya dari mobil dengan bahan bakar minyak (BBM) ke produksi mobil ramah pada lingkungan.

“Proyeksi-proyeksi yang terbaru menunjukkan jika peralihan energi ini. Pada akhirnya jika itu akan membuat kita harus tentukan beberapa jenis kendaraan baru . Maka intern combustion engine itu akan menyusut prediksinya 2040 tinggal 50%. Nach bekasnya itu kendaraan-kendaraan yang ramah pada lingkungan,” tutur Agus di jumpai di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (26/1/2024).

Kendaraan ramah pada lingkungan itu keberadaannya juga berbagai macam. Dimulai dari mobil tipe hybrid yang memakai dua mekanisme pendorong, yakni mesin bahan bakar bensin dan motor listrik, dan mobil listrik dengan elemen battery yang berbagai ragam seperti Nickel-Mangan-Cobalt (NMC) dan battery berbasiskan Lithium Ferro Phosphate (LFP).

Latar Belakang Masalah

Dengan populasi kendaraan yang terus meningkat di Indonesia, terutama di kota-kota besar, polusi udara dari emisi kendaraan menjadi masalah serius yang mempengaruhi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kendaraan bermotor konvensional menggunakan BBM sebagai sumber energi utama, yang berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca dan pencemaran udara.

Menyadari dampak negatif ini, pemerintah Indonesia bersama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri otomotif, sedang mencari solusi untuk mengurangi emisi kendaraan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah mempromosikan penggunaan kendaraan listrik sebagai alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Baca juga: PLN Ajukan Suntikan Dana Negara Rp 3 Triliun

Target Nasional: Gantikan 50% Kendaraan BBM dengan Listrik

Pada tahun-tahun mendatang, Indonesia berencana untuk menggantikan setidaknya 50% kendaraan bermotor yang saat ini menggunakan BBM dengan kendaraan listrik. Target ini mencakup berbagai jenis kendaraan, mulai dari mobil penumpang hingga kendaraan komersial seperti bus dan truk. Langkah ini terlihat sebagai bagian dari strategi nasional untuk:

  1. Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca: Kendaraan listrik, yang menggunakan tenaga listrik dari baterai, tidak menghasilkan emisi gas buang selama di gunakan. Ini membantu mengurangi jejak karbon Indonesia dan berkontribusi pada upaya global untuk melawan perubahan iklim.
  2. Di versifikasi Energi: Bergantung lebih sedikit pada impor BBM akan membantu Indonesia meningkatkan keamanan energinya dan mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga minyak dunia.
  3. Stimulasi Industri Otomotif: Transisi ke kendaraan listrik memacu inovasi dan investasi dalam industri otomotif nasional. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kapasitas teknologi lokal, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
  4. Penyediaan Infrastruktur: Menggantikan kendaraan bermotor dengan listrik membutuhkan infrastruktur pengisian yang memadai. Pemerintah bekerja untuk membangun jaringan pengisian yang luas dan mudah di akses di seluruh negeri.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *